Mengulas informasi seputar bisnis dan gaya hidup.

Jalan Braga Sebagai Parijs Van Java

Gegara banyak bangunan bergaya art-deco di seputaran Jalan Braga, sampai sekarang Jalan Braga terkenal hingga seantero dunia.

Dulu, semasa pendudukan kolonial Belanda, Jalan Braga disebut Jalan Pedati atau Pedati Weg. Banyak sekali pedati yang lalu-lalang di sekitar Jalan Braga. Kendaraan yang membawa biji kopi kala itu untuk disimpan di gudang kopi, dulu istilahnya Gedong Kopi. Gedong kopi sekarang beralih fungsi sebagai kantor Pemerintah Kota Bandung.


Jalan Braga Sebagai Parijs Van Java — Waktu masa pemerintahan kolonial Belanda, Jalan Braga merupakan jalan bagi orang-orang berkelas, juga pusat perbelanjaan kelas atas. Di sinilah para pembesar-pembesar kolonial berpesta-pora, dan berbelanja. Salah satu tempat hiburan yang terkenal, Onderling Belang -namanya. Pada 1880, berdiri supermarket pertama di Bandung yang bernama JR de Vries & Co.

Karena banyak sekali butik-butik yang berdiri, dan sebagai tempat mode berkelas kala itu membuat Jalan Braga dijuluki sebagai “Parijs Van Java”. Paris-nya kota Bandung yang memiliki kesan kota mode.

Dan Bandung terkenal pula dengan mojang (gadis) yang geulis (cantik) sehingga saat itu terkenal dengan sebutan, “Kembang Bandoeng”. Sampai-sampai pembesar-pembesar kala itu memiliki anekdot, “Toean-toean sebaikja tida' bawa estri. Atawa, tinggalken estri di roemah.”

Ah, ada-ada saja para penjajah itu ...

Pada 1970-an ada pemusik jalanan, tuna-netra, Soepeno nama pemusik itu. Pak Soepeno mahir memainkan kecapi dan harmonika. Yang unik dari Soepeno adalah lagu-lagu yang dibawakannya; The Rolling Stones. Maka dijulukilah beliau dengan sebutan “Braga Stones”.

*Braga sekarang jalannya jelek, nggak rata sebab batu adesit takkuat menahan kendaraan yang melewatinya. [KoranKuring] | foto