Singa Depok atau Sisingaan
Beberapa hari yang lalu, saya berhasil mengabadikan rombongan kesenian. Dengan menggunakan colt buntung yang penuh sesak. Beberapa pria menghadap ke arah berlawanan dengan laju kendaraan. Sehingga bertatapan dengan pengguna jalan di belakang mobil tersebut. Begitupun dengan dua ekor singa yang turut di atas colt buntung ...
Ada singa turut di atas colt buntung? Yup! Bener banget ...
Singa Depok atau Sisingaan — Pagi itu, seperti biasa para pengguna jalan arah Soreang - Bandung disambut dengan kemacetan. Saya pun mengambil gambar sambil mengendarai sepeda motor — Motor yang saya gunakan tampil pada artikel saya, "Dimana Biasanya Anda Menghabiskan Akhir Pekan?".
Nah, karena macet saya bisa dengan mudah 'menangkap gambar' rombongan kesenian sisingaan yang tepat berada di depan motor saya. Saat itu saya menggunakan kamera 2 megapixel yang tertanam di ponselku, Samsung Y.
Sekilas tentang Sisingaan atau Singa Depok
Singa Depok atau Sisingaan — merupakan kesenian daerah Jawa Barat, tepatnya daerah Subang. Kesenian sisingaan atau singa depok ini masih menjadi hiburan bagi keluarga yang mengkhitan anaknya. Biasanya anak yang dikhitan naik di atas punggung singa kemudian diarak keliling tempat yang takjauh dari rumah.
Untuk memeriahkan suasana arak-arakan, diiringi gamelan khas Jawa Barat. Gerakan yang disajikan tentu saja menghibur, sehingga menarik untuk ditonton. Biasanya, si anak yang dikhitan mengenakan pakaian khas lengkap mengenakan sarung batik, keris, dan bendo di kepala. Dan sisingaan digotong oleh orang dewasa sebanyak empat orang.
Dengan iringan gamelan, sisingaan mulai menari-nari, maju mundur, ke kanan dan ke kiri. Takhanya sisingaan saja yang dibopong, gamelan tradisional Sunda pun turut di bopong dan ditabuh harmonis. Dan tentu saja hal ini membanggakan yang punya acara alias si empunya hajat.
Alat musik tradisional yang biasa dipakai, antara lain; Kendang Indung, Bonang (Ketuk), Tarompet (Terompet dalam bahasa Sunda), Gong, Kempul, dan Kliningan. Tak lupa pelantun lagu-lagu daerah yang biasa disebut sinden.
Dan gerakan yang biasa diayun oleh penari yang juga pengangkat patung singa adalah gerakan pencak silat yang dikombinasi dengan gerakan tari jaipongan. Urutannya, menari tanpa membopong patung singa dan anak yang dikhitan. Setelah menunjukan atraksi menari dan disambut hangat penonton, barulah singa dan anak diangkat dengan gerakan-gerakan yang takkalah menarik perhatian penonton.
Beberapa gerakan dikenal dalam pertunjukkan sisingaan atau singa depok, antara lain; Pasang (pasang Kuda-kuda), Bangkaret, Masang (Ancang-ancang), Gugulingan, Sepakkan Dua, Léngkah Mundur, Kaél, Mincid, Ewag, Jeblag, Putar Taktak, dilanjutkan dengan Gendong Singa, Nanggeuy, Angkat Jungjung, Ngolécér, Lambang, Pasagi Tilu, Melak Cau, Nincak Rancatan dan Kakapalan.
Arak-arakan kemudian berjalan berkeliling kampung sambil tetap menari dengan iringan alunan musik dan lagu-lagu sunda. Tak pernah ada yang tahu dengan pasti, kapan kesenian ini mulai muncul di wilayah Subang. Berdasarkan sumber menjelaskan bahwa kesenian ini muncul ketika masa kolonial Belanda. Sebab, ada yang menyatakan bahwa atraksi sisingaan adalah sebuah simbol pelecehan masyarakat Subang terhadap bangsa penjajah yang dilambangkan dengan singa. Nggak tau juga sih ...
Hmmm... Ada untungnya tadi macet ... jadi bisa memotret :D singa depok atau sisingaan. Cheese! [sumber]
Ada singa turut di atas colt buntung? Yup! Bener banget ...
Singa Depok atau Sisingaan — Pagi itu, seperti biasa para pengguna jalan arah Soreang - Bandung disambut dengan kemacetan. Saya pun mengambil gambar sambil mengendarai sepeda motor — Motor yang saya gunakan tampil pada artikel saya, "Dimana Biasanya Anda Menghabiskan Akhir Pekan?".
Nah, karena macet saya bisa dengan mudah 'menangkap gambar' rombongan kesenian sisingaan yang tepat berada di depan motor saya. Saat itu saya menggunakan kamera 2 megapixel yang tertanam di ponselku, Samsung Y.
Sekilas tentang Sisingaan atau Singa Depok
Singa Depok atau Sisingaan — merupakan kesenian daerah Jawa Barat, tepatnya daerah Subang. Kesenian sisingaan atau singa depok ini masih menjadi hiburan bagi keluarga yang mengkhitan anaknya. Biasanya anak yang dikhitan naik di atas punggung singa kemudian diarak keliling tempat yang takjauh dari rumah.
Untuk memeriahkan suasana arak-arakan, diiringi gamelan khas Jawa Barat. Gerakan yang disajikan tentu saja menghibur, sehingga menarik untuk ditonton. Biasanya, si anak yang dikhitan mengenakan pakaian khas lengkap mengenakan sarung batik, keris, dan bendo di kepala. Dan sisingaan digotong oleh orang dewasa sebanyak empat orang.
Dengan iringan gamelan, sisingaan mulai menari-nari, maju mundur, ke kanan dan ke kiri. Takhanya sisingaan saja yang dibopong, gamelan tradisional Sunda pun turut di bopong dan ditabuh harmonis. Dan tentu saja hal ini membanggakan yang punya acara alias si empunya hajat.
Alat musik tradisional yang biasa dipakai, antara lain; Kendang Indung, Bonang (Ketuk), Tarompet (Terompet dalam bahasa Sunda), Gong, Kempul, dan Kliningan. Tak lupa pelantun lagu-lagu daerah yang biasa disebut sinden.
Dan gerakan yang biasa diayun oleh penari yang juga pengangkat patung singa adalah gerakan pencak silat yang dikombinasi dengan gerakan tari jaipongan. Urutannya, menari tanpa membopong patung singa dan anak yang dikhitan. Setelah menunjukan atraksi menari dan disambut hangat penonton, barulah singa dan anak diangkat dengan gerakan-gerakan yang takkalah menarik perhatian penonton.
Beberapa gerakan dikenal dalam pertunjukkan sisingaan atau singa depok, antara lain; Pasang (pasang Kuda-kuda), Bangkaret, Masang (Ancang-ancang), Gugulingan, Sepakkan Dua, Léngkah Mundur, Kaél, Mincid, Ewag, Jeblag, Putar Taktak, dilanjutkan dengan Gendong Singa, Nanggeuy, Angkat Jungjung, Ngolécér, Lambang, Pasagi Tilu, Melak Cau, Nincak Rancatan dan Kakapalan.
Arak-arakan kemudian berjalan berkeliling kampung sambil tetap menari dengan iringan alunan musik dan lagu-lagu sunda. Tak pernah ada yang tahu dengan pasti, kapan kesenian ini mulai muncul di wilayah Subang. Berdasarkan sumber menjelaskan bahwa kesenian ini muncul ketika masa kolonial Belanda. Sebab, ada yang menyatakan bahwa atraksi sisingaan adalah sebuah simbol pelecehan masyarakat Subang terhadap bangsa penjajah yang dilambangkan dengan singa. Nggak tau juga sih ...
Hmmm... Ada untungnya tadi macet ... jadi bisa memotret :D singa depok atau sisingaan. Cheese! [sumber]