Peranan Orang Tua Sebagai Pendidik di Lingkungan Keluarga
Tidak bisa kita pungkiri lagi bahwa semakin lama zaman akan semakin jelek. Bukan dari segi duniawi, akan tetapi dari segi akhlak. Di zaman akhir ini, pengaruh dan cobaan semakin berat. Pergaulan bebas terjadi dimana-mana. Coba tengok bagaimana kehidupan selebritis-selebritis generasi muda, baik di tanah air maupun di mancanegara yang takpatut untuk ditiru. Namun, hal ini sudah menjadi suatu skenario sang Khalik dan Rasulullah Saw. pernah mengingatkannya.
"Bersabarlah, sesungguhnya tidak akan datang suatu zaman, kecuali zaman yang sesudahnya lebih buruk (keadaanya) daripada zaman sebelumnya, sampai kalian berjumpa pada Tuhan kalian."—Hadits Rasulullah
Hadits di atas cukup menjadi peringatan mengingat generasi muda tengah memiliki pergaulan bebas dan sudah terjadi dimana-mana. Faktor era globalisasi yang meningkat memberikan bukti yang nyata telah memberikan dampak negatif terhadapa generasi muda, baik di pedesaan apalagi yang hidup di perkotaan.
Tindakan kriminal, tawuran, penggunaan narkoba, pornografi, pornoaksi, pergaulan bebas, dan bentuk-bentuk kemaksyiatan yang lain meningkat dengan signifikan baik kualitas ataupun kuantitasnya. Sehingga perlu sekali bentuk-bentuk edukasi yang mampu meredam semua hal negatif tersebut. Agar generasi muda senantiasa memiliki mental yang kuat bisa menjaga akhlaknya. Generasi berakhlakul karimah, generasi yang bersikap positif, dinamis, dan kreatif.
Upaya pertama yang penting untuk dilakukan guna melahirkan generasi muda yang positif yaitu berawal dari keluarga. Dengan kata lain, orangtualah yang memiliki peranan penting memberikan binaan yang baik kepada anak-anaknya. Ada beberapa tips yang harus digarisbawahi para orangtua dan selanjutnya untuk ditindaklanjuti. Antara lain:
» Bagaimana cara beribadah kepada Allah,
» Bagaimana cara mengasuh dan mendidik anak,
» Bagaimana hidup bersama dalam keluarga, bermasyarakat, dan bangsa.
Semua hal tersebut di atas, bisa dilakukan oleh guru terkecil dalam keluarga, yaitu ayah dan ibu atau orangtua di rumah. Sebab ayah dan ibu merupakan guru yang bertanggung jawab atas keluarganya. Orangtua merupakan orang yang pertama kali memberikan pendidikan dasar tentang agama, sopan santun, budi pekerti, estetika, kasih sayang, rasa aman, mematuhi peraturan baik agama maupun negara dan dalam masyarakat sekitar, juga yang tidak kalah pentingnya, orangtua senantiasa memberikan pendidikan tentang kebiasaan-kebiasaan yang baik dan benar. Maka perlu sekali fungsionalitas keluarga, orangtua pembentuk karakter anak, dan orangtua sebagai pendidik pertama dan utama.
Para pakar pendidikan keluarga berbagi beberapa hal penting yang harus diciptakan dalam hidup berkeluarga, antara lain:
» Terciptanya kehidupan beragama dalam keluarga,
» Tersedianya waktu kebersamaan dalam keluarga,
» Terciptanya komunikasi yang baik antar anggota keluarga,
» Saling menghargai dan memerhatikan satu sama lai sesama anggota keluarga,
» Bila terjadi konflik dalam keluarga, ciptakanlah keutuhan rumah tangga di atas kepentingan pribadi, dan selesaikanlah konflik secara konstruktif-positif
Ada empat prinsip peranan keluarga menurut Stephen R. Covey, yaitu:
1. Modelling, orangtua merupakan model atau panutan anak-anaknya. Orangtua memengaruhi secara kuat sekali dalam hal keteladanan bagi sang anak.Baik hal positif ataupun negatif, orangtualah yang pertama dan terdepan yang dijadikan teladan oleh anak. Orangtua menjadi pola pembentukan "Way of Life" atau gaya hidup anak. Cara berpikir dan perbuatan anak dibentuk oleh cara berpikir dan berbuat orangtuanya. Dengan cara seperti inilah orangtua mewarisi perbuatan dan pola pikir buat anaknya.
2. Mentoring, artinya kemampuan untuk menjalin atau membangun hubungan, menanamkan kasih sayang kepada orang lain, atau pemberian perlindungan kepada orang lain secara mendalam, jujur dan tanpa syarat.
3. Organizing, keluarga juga merupakan analogi dari perusahaan kecil yang memerlukan kerjasama tim, dalam menyelesaikan permasalahan, tugas, atau memenuhi kebutuhan keluarga.
4. Teaching, ini yang sesuai dengan judul artikel kali ini, orangtua sebagai guru di lingkungan keluarga. Orangtua mengajarkan kepada anak-anaknya tentang hukum-hukum atau prinsip dasar kehidupan. Di sinilah orangtua diuji kompetensinya untuk menciptakan kemampuan sadar pada diri anak, yaitu anak sangat menyadari apa yang dikerjakannya dan memahami alasan mengapa mengerjakan hal itu. Di sinilah anak akan merasa enjoy dengan pekerjaannya tanpa sedikitpun ada rasa terpaksa karena orangtuanya.
Selain keempat hal di atas, keluarga pun memiliki fungsi dasar bagi anggotanya yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
» Fungsi sosial, keluarga mampu memberikan prestise dan status kepada anggota-anggotanya,
» Fungsi edukatif, keluarga memberikan pendidikan kepada anak-anak dan juga usia remaja,
» Fungsi protektif, keluarga senantiasa melindungi anggotanya dari ancaman fisik, ekonomi, dan psikososial,
» Fungsi religius, keluarga memberikan pengalaman spiritual (keagamaan) bagi anggotanya,
» Fungsi afektif, keluarga memberikan kasih sayang dan melahirkan keturunan,
» Fungsi ekonomis, keluarga merupakan satuan sosial yang mandiri, dimana anggotanya mengonsumsi barang-barang yang diproduksinya dan tidak konsumtif.
Ada yang dilupakan masyarakat tentang kontribusi keluarga dalam membangun tatanan sosial. Sebab semua perilaku sosial berawal dari keluarga. Di sinilah keluarga akan terukur sejauh mana peran para orangtua menjalankan fungsinya dalam mendidik anak-anak secara matang dan efektif, Modal dasar inilah yang diperlukan dalam bermasyarakat. Bila mendidik kebaikan maka terjun dalam masyarakat akan baik. Sebaliknya bila mendidik kejelekan maka saat terjun di masyarakat akan jelek.
Semua poin penting tersurat di atas merupakan simpanan kekayaan yang takrternilai bagi semua keluarga beserta seluruh anggotanya.
Bagaimana dengan Anda, apakah sebagai orangtua, ataukah anak? Mudah-mudahan artikel ini mampu berdampak positif guna mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah warahmah, amin ... [] foto
"Bersabarlah, sesungguhnya tidak akan datang suatu zaman, kecuali zaman yang sesudahnya lebih buruk (keadaanya) daripada zaman sebelumnya, sampai kalian berjumpa pada Tuhan kalian."—Hadits Rasulullah
Hadits di atas cukup menjadi peringatan mengingat generasi muda tengah memiliki pergaulan bebas dan sudah terjadi dimana-mana. Faktor era globalisasi yang meningkat memberikan bukti yang nyata telah memberikan dampak negatif terhadapa generasi muda, baik di pedesaan apalagi yang hidup di perkotaan.
Tindakan kriminal, tawuran, penggunaan narkoba, pornografi, pornoaksi, pergaulan bebas, dan bentuk-bentuk kemaksyiatan yang lain meningkat dengan signifikan baik kualitas ataupun kuantitasnya. Sehingga perlu sekali bentuk-bentuk edukasi yang mampu meredam semua hal negatif tersebut. Agar generasi muda senantiasa memiliki mental yang kuat bisa menjaga akhlaknya. Generasi berakhlakul karimah, generasi yang bersikap positif, dinamis, dan kreatif.
Upaya pertama yang penting untuk dilakukan guna melahirkan generasi muda yang positif yaitu berawal dari keluarga. Dengan kata lain, orangtualah yang memiliki peranan penting memberikan binaan yang baik kepada anak-anaknya. Ada beberapa tips yang harus digarisbawahi para orangtua dan selanjutnya untuk ditindaklanjuti. Antara lain:
» Bagaimana cara beribadah kepada Allah,
» Bagaimana cara mengasuh dan mendidik anak,
» Bagaimana hidup bersama dalam keluarga, bermasyarakat, dan bangsa.
Semua hal tersebut di atas, bisa dilakukan oleh guru terkecil dalam keluarga, yaitu ayah dan ibu atau orangtua di rumah. Sebab ayah dan ibu merupakan guru yang bertanggung jawab atas keluarganya. Orangtua merupakan orang yang pertama kali memberikan pendidikan dasar tentang agama, sopan santun, budi pekerti, estetika, kasih sayang, rasa aman, mematuhi peraturan baik agama maupun negara dan dalam masyarakat sekitar, juga yang tidak kalah pentingnya, orangtua senantiasa memberikan pendidikan tentang kebiasaan-kebiasaan yang baik dan benar. Maka perlu sekali fungsionalitas keluarga, orangtua pembentuk karakter anak, dan orangtua sebagai pendidik pertama dan utama.
Para pakar pendidikan keluarga berbagi beberapa hal penting yang harus diciptakan dalam hidup berkeluarga, antara lain:
» Terciptanya kehidupan beragama dalam keluarga,
» Tersedianya waktu kebersamaan dalam keluarga,
» Terciptanya komunikasi yang baik antar anggota keluarga,
» Saling menghargai dan memerhatikan satu sama lai sesama anggota keluarga,
» Bila terjadi konflik dalam keluarga, ciptakanlah keutuhan rumah tangga di atas kepentingan pribadi, dan selesaikanlah konflik secara konstruktif-positif
BACA JUGA KISAH INSPIRATIF: 10 Bersaudara Bintang Alquran
Ada empat prinsip peranan keluarga menurut Stephen R. Covey, yaitu:
1. Modelling, orangtua merupakan model atau panutan anak-anaknya. Orangtua memengaruhi secara kuat sekali dalam hal keteladanan bagi sang anak.Baik hal positif ataupun negatif, orangtualah yang pertama dan terdepan yang dijadikan teladan oleh anak. Orangtua menjadi pola pembentukan "Way of Life" atau gaya hidup anak. Cara berpikir dan perbuatan anak dibentuk oleh cara berpikir dan berbuat orangtuanya. Dengan cara seperti inilah orangtua mewarisi perbuatan dan pola pikir buat anaknya.
2. Mentoring, artinya kemampuan untuk menjalin atau membangun hubungan, menanamkan kasih sayang kepada orang lain, atau pemberian perlindungan kepada orang lain secara mendalam, jujur dan tanpa syarat.
3. Organizing, keluarga juga merupakan analogi dari perusahaan kecil yang memerlukan kerjasama tim, dalam menyelesaikan permasalahan, tugas, atau memenuhi kebutuhan keluarga.
4. Teaching, ini yang sesuai dengan judul artikel kali ini, orangtua sebagai guru di lingkungan keluarga. Orangtua mengajarkan kepada anak-anaknya tentang hukum-hukum atau prinsip dasar kehidupan. Di sinilah orangtua diuji kompetensinya untuk menciptakan kemampuan sadar pada diri anak, yaitu anak sangat menyadari apa yang dikerjakannya dan memahami alasan mengapa mengerjakan hal itu. Di sinilah anak akan merasa enjoy dengan pekerjaannya tanpa sedikitpun ada rasa terpaksa karena orangtuanya.
Selain keempat hal di atas, keluarga pun memiliki fungsi dasar bagi anggotanya yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
» Fungsi sosial, keluarga mampu memberikan prestise dan status kepada anggota-anggotanya,
» Fungsi edukatif, keluarga memberikan pendidikan kepada anak-anak dan juga usia remaja,
» Fungsi protektif, keluarga senantiasa melindungi anggotanya dari ancaman fisik, ekonomi, dan psikososial,
» Fungsi religius, keluarga memberikan pengalaman spiritual (keagamaan) bagi anggotanya,
» Fungsi afektif, keluarga memberikan kasih sayang dan melahirkan keturunan,
» Fungsi ekonomis, keluarga merupakan satuan sosial yang mandiri, dimana anggotanya mengonsumsi barang-barang yang diproduksinya dan tidak konsumtif.
Ada yang dilupakan masyarakat tentang kontribusi keluarga dalam membangun tatanan sosial. Sebab semua perilaku sosial berawal dari keluarga. Di sinilah keluarga akan terukur sejauh mana peran para orangtua menjalankan fungsinya dalam mendidik anak-anak secara matang dan efektif, Modal dasar inilah yang diperlukan dalam bermasyarakat. Bila mendidik kebaikan maka terjun dalam masyarakat akan baik. Sebaliknya bila mendidik kejelekan maka saat terjun di masyarakat akan jelek.
Semua poin penting tersurat di atas merupakan simpanan kekayaan yang takrternilai bagi semua keluarga beserta seluruh anggotanya.
Bagaimana dengan Anda, apakah sebagai orangtua, ataukah anak? Mudah-mudahan artikel ini mampu berdampak positif guna mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah warahmah, amin ... [] foto