Mengulas informasi seputar bisnis dan gaya hidup.

Pengakuan Lionel Messi Tentang Masa Kecilnya

SEPAKBOLA terbukti telah memengaruhi banyak orang. Dari mulai bocah yang menendang kaleng minuman kosong, hingga pada siaran sepakbola yang bernilai jutaan dollar ke seluruh pelosok negeri. Dan berikut adalah pengakuan pemain sepakbola kelas dunia, Lionel Messi tentang dirinya saat masa kecil hingga bisa terjun ke dunia sepakbola.
lionel messi kecil

Lionel Messi tumbuh bersama lima saudara dan banyak sepupu, Lionel Messi sering berkumpul dan bermain sepakbola hampir di setiap akhir pekan. Bertanding diantara keluarga atau dengan tim lain dari luar keluarga. Pertandingan berlangsung tidak menentu. Kadang-kadang bertanding di pinggir jalan, atau di depan rumah. Saat itu jalanan bukan aspal, masih berupa tanah. Waktu berkumpul sering sekali digunakan untuk bermain sepakbola.

Grandoli adalah nama klub sepakbola lokal dimana Messi sering menghabiskan akhir pekannya di sana. Penyebabnya, saking banyaknya anggota keluarga yang menempati hampir semua kategori umur berada di klub tersebut. Dari mulai Messi hingga paman yang masuk ke dalam tim senior kumpul di klub Grandoli.

"Berkat upaya yang dilakukan nenek saya, akhirnya saya bisa bergabung dengan klub Grandoli. Usiaku saat itu masih sangat muda, 5 tahun. Banyak sekali kesempatan saya untuk bermain sepakbola di usia semuda itu. Suatu hari Grandoli membutuhkan banyak sekali pemain untuk membentuk tim usia muda. Maka datanglah anak-anak dengan usia lebih dari 5 tahun guna mengikuti pertandingan. Di situlah nenekku mulai mendorong saya untuk bergabung dan bermain."—Lionel Messi

Bagi Lionel Messi sepakbola merupakan sebuah pekerjaan sekaligus tempat bersenang-senang. Perasaan yang sama saat Messi masih kecil. Lionel Messi di usia muda jarang sekali bersenang-senang dan bermain layaknya anak-anak. Waktunya sering sekali dihabiskan untuk berlatih sepakbola. Baik di rumah atau saat sudah berada di Eropa. Hal tersebut tidak membuat Messi menyesal.

“Ketika teman-teman datang dan mengajak bermain untuk bersenang-senang, saya langsung menolaknya. Sebab, saya harus mempersiapkan keperluan untuk bertanding esok hari. Tentu saja hal ini membuat saya kehilangan masa kecil. Tapi saya menyukai dan tidak menyesalinya. Karena sejak kecil saya sudah mencintai dan bahagia dengan sepakbola.”Lionel Messi


Artikel Sepakbola lainnya:

"Sepakbola adalah milik kita semua. Seluruh dunia memainkan olahraga ini. Perlu diakui, sebagian dari kita bermain lebih baik daripada yang lain. Tetapi kita semua mengetahui dan merasakan berlari dan menendang bola. Coba saja lihat, di waktu pagi atau malam dimana saja. Anda akan melihat pemandangan anak-anak bermain sepakbola. Apapun yang menjadi penyebab retaknya hubungan antara anak dan orangtua bisa dipersatukan dengan sepakbola. Di berbagai benua, sepakbola menjadi bahasa yang universal dan kultur milik bersama; passion, kegembiraan, mengetahui kerjasama tim, merasakan berada dalam sebuah tim, afirmasi identitas, pelarian dan inspirasi. Lantas apa yang dibutuhkan oleh seseorang untuk menjadi pemain yang hebat? Kemahiran, tentu saja. Dan yang terakhir namun sangat penting; pemain yang hebat mencintai sepakbola dengan intensitas yang sama besarnya saat mereka masih sangat kecil. Itulah sebabnya, kita selalu senang melihat cara mereka bermain sepakbola"—Arsene Wenger, manajer tim Arsenal

Itulah penggalan cerita di balik kesuksesan pemain sepakbola dunia. Memang sepakbola merupakan alat pemersatu, bahasa yang universal. Sumber inspirasi dan gairah, juga sebagai sarana pelampiasan. Namun untuk menjadi pemain yang hebat memang perlu modal keterampilan yang matang, tidak bisa sembarangan alias karbitan. Perlu tempaan tapi menyenangkan tanpa ada sedikitpun paksaan. []