Petani Stroberi di Ciwidey Resah
Cuaca ekstrim alias perubahan cuaca yang tak menentu meresahkan sebagian petani stroberi di Desa Panundaan, Kec. Ciwidey, Kabupaten Bandung. mereka merasa panik, Pasalnya, omzet mereka anjlok. Cuaca yang sangat panas saat siang hari dan kemudian disusul oleh hujan lebat membuat stroberi cepat busuk.
Ist. |
Karena cuaca yang buruk akibatnya pertumbuhan buah pun terhambat. Apabila bibitnya jelek, maka perkembangan bunganya pun terhambat atau petot. Sebaliknya, Bila cuaca bagus biasanya petani akan mendapat hasil panen sekira 20 kg stroberi per hari. Karena saat ini fenomena lebih sering bercuaca ekstrim, tanaman stroberi pun hanya menghasilkan 7-8 kg/hari.
Petani stroberi di Ciwidey dibuat bingung dengan cuaca seperti tersebut. Mereka sering tidak bisa berbuat banyak. Cuaca baik yang tak kunjung datang sangat membuat para petani stroberi khawatir. Para petani hanya bisa pasrah. Kondisi ini juga membuat harga stroberi menjadi anjlok.
Umumnya, -seperti yang dilansir oleh Galamedia- petani stroberi di Desa Panundaan Ciwidey merasakan hal yang serupa. Para bandar rata-rata menginginkan kualitas stroberi yang bagus, tapi fakta sebaliknya atau mengecewakan. Biasanya stroberi untuk di ekspor ke Singapura dan Timur Tengah yang menuntut kualitas stroberi harus bagus. Sayangnya cuaca ekstrim menghendaki lain. Di samping faktor cuaca, hal lain yang penting yaitu kualitas benih, karena sangat berpengaruh terhadap kualitas buah.
"Benih juga menjadi faktor utama, sebab biasanya jika menggunakan benih yang murah, kualitasnya pun kurang maksimal. Apalagi dalam cuaca ekstrem seperti sekarang," - Lina
Cuaca ekstrim hanya membuat petani stroberi pasrah dan bersabar. Mereka berusaha memaksimalkan hasil panen dan berharap cuaca kembali normal. Kesimpulannya, akibat pengaruh cuaca, penghasilan petani stroberi anjlok hingga mencapai 50%.
Pembaca, kita sama-sama doakan saja semoga, "Petani Stroberi di Ciwidey Resah"-nya segera berakhir, amin...