Sosok Pesepakbola Genius: Socrates (1954 - 2012)
Saat tersiar kabar meninggal, Brasil benar-benar berduka. Seorang pesepakbola genius, juga aktivis politik, Socrates meninggal di usianya yang ke-58.
Sebab jiwa kepemimpinannya di lapangan hijau yang terbilang baik, pemain gelandang tengah dan kapten tim Piala Dunia Brasil ini sangat dihormati.
Sebab jiwa kepemimpinannya di lapangan hijau yang terbilang baik, pemain gelandang tengah dan kapten tim Piala Dunia Brasil ini sangat dihormati.
Tahun 1982, bersama Zico, Falcao, Junior, Eder, Serginho dan pemain lainnya harus menelan pil pahit kekalahannya di babak penyisihan grup C. Padahal Brasil ketika itu tim yang difavoritkan namun dibuat takberdaya oleh Italia dengan skor tipis 2-3. Ketika itu, Paolo Rossi bermain cemerlang bersama timnya, Italia.
Namun, orang-orang takkan pernah melupakan sosok Socrates. Sebelum meninggal, Socrates masuk rumah sakit sebab keracunan makanan. Di sinilah awal mula semakin parahnya kondisi tubuh Socrates. Sejumlah organ vital tubuhnya mengalami kegagalan fungsi hingga akhirnya meninggal dunia.
Sontak saja dunia terkejut, dan beberapa orang terkenal pun menunjukkan bela sungkawa. Melalui akun Twitter, Ronaldo menulis, “Awal yang menyedihkan di hari ini, selamat beristirahat Dr Socrates.” Begitu pula dengan Rivaldo, dia menulis, “Bangun dengan kesedihan, dan mengetahui Socrates telah tiada.”
Kawan setim dulu, Zico yang sekarang tengah melatih tim Irak turut memuji Socrates. Dalam suatu kesempatan mengakui kehebatan, dan merasa bangga pernah satu tim membela Brasil. Taksaja “si Pele Putih”, Zico, pemain muda; Neymar hingga presiden Brasil Dilma Rouseff pun merasa sangat kehilangan Socrates.
Memiliki nama lengkap Socrates Brasileiro Sampaio de Souza Vieira de Oliveira. Socrates lahir 19 Februari 1954 di Belem de Para, Brasil. Memiliki banyak profesi, antara lain; seorang dokter, aktivis politik pembela rakyat kecil, dan guru dalam berbagai hal.
1974: Memulai karir sebagai pesepakbola profesional, di klub Botafogo di Ribeirao Preto, kemudian pindah ke Corinthians di Sao Paulo. Socrates sempat bermain di klub Fiorentina, Italia. Lantas kembali ke Brasil untuk klub Flamengo, dan terakhir di Santos.
Antara Mei 1979 hingga 1986: Socrates mencatat 60 kali bermain untuk Brasil dengan 22 gol.
1982: Tampil pertama kali di ajang Piala Dunia bersama Zico, Falcao, Junior, Eder, Serginho.
1986: Socrates yang memiliki kebiasaan buruk sebagai peminum berkadar alkohol. Untuk kedua kalinya tampil pada piala dunia dan kembali gagal membawa Brasil juara.
1994: Pensiun dari dunia sepakbola.
Socrates hidup di zaman rezim militer yang anti demokrasi. Dia dan teman-teman se-klubnya mendirikan gerakan Demokrasi Corinthians, Corinthians adalah klub sepakbola yang didirikannya. Gerakannya menentang pemerintah rezim militer yang memperlakukan tidak adil terhadap pemain sepakbola.
Socrates tidak pernah takut mengenakan kaos bertuliskan “Democracia” di lapangan hijau untuk beberapa pertandingan penting. Hal tersebut dilakukan taklepas dari sosok yang diidolakannya, semisal Fidel Castro, Che Guevara, dan John Lennon.
Secara istimewa, Socrates memperoleh gelar dokter. Saat masih akitf bermain sepakbola, dia diwisuda sebagai dokter dari Faculdade de Medicina de Ribeirao Preto. Itulah gelar yang menjadi bekal hidupnya pasca pensiun sebagai pesepakbola. Socrates membuka praktek dokter di Ribeirao Preto.
Ironisnya, meskipun berprofesi dokter Socrates memiliki kebiasaan buruk perokok dan peminum berat. Gaya hidupnya yang buruk itulah yang membuatnya dua kali keluar masuk rumah sakit. Bulan Agustus 2011 dinyatakan rusak pencernaan sebab overdosis meminum minuman berakohol. September masuk lagi ke rumah sakit dirawat 17 hari sebab lever dan harus melakukan transplantasi lever.
Sebenarnya Socrates sadar akan kebiasaan buruknya dan berniat untuk berhenti, tetapi upayanya didahului oleh maut yang menjemputnya ... [/art] | sumber foto