Mengulas informasi seputar bisnis dan gaya hidup.

Office Boy yang Lulus Sarjana di Unpad

Adalah Dodi seorang pemuda yang bekerja sebagai OB di lingkungan Universitas Padjadjaran (Unpad). Dodi sedang bergembira, bukan lantaran dia bangga bisa bekerja di lingkungan kampus sekaliber Unpad, melainkan belum lama ini dia sudah meraih gelar sarjana! Kok bisa?

Cerita berawal, pada Rabu (8/2), -menurut laporan portal resmi Unpad- saat Dodi telah lulus kuliah dari Program Diploma III, Jurusan Administrasi Keuangan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Unpad.

Office Boy yang Lulus Sarjana di Unpad — “Senang akhirnya saya bisa lulus,” kata Dodi singkat dengan wajah sumringah ketika ditemui seusai prosesi Wisuda Sesi IV, kemarin di Grha Sanusi Hardjadinata, Kampus Unpad Jln. Dipati Ukur No.35 Bandung.

Keberhasilannya ini tidak diraihnya dengan mudah, namun melalui proses yang panjang. Pria asal Sumedang ini bekerja pertama kali pada tahun 2005 sebagai seorang office boy di Bagian Biro Administrasi Umum Unpad.

“Saya kerja sebagai OB sejak tahun 2005 sampai sekarang tahun 2012. Sudah hampir 7 tahun. Lalu masuk DIII FISIP Unpad angkatan 2008. Saya menyelesaikan studi diploma 3 ini, selama 3 tahun setengah.” — Dodi.

Menyapu lantai, membersihkan sampah-sampah, melayani permintaan fotokopi, merapikan meja kursi merupakan rutinitas tugas yang harus dilaksanakan oleh Dodi selaku OB.

Diakuinya, Kepala Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga Unpad-lah yang memotivasi Dodi untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu kuliah. Maka, sejak pindah ke Unpad di Jln.Dipati Ukur Bandung pada tahun 2008, Dodi mencoba untuk mendaftar sebagai mahasiswa di Program DIII FISIP Unpad.

Biaya perkuliahannya saat dari hasil keringatnya bekerja sebagai OB dan bantuan dari berbagai pihak, sebesar 9 juta. Akhirnya, pihak fakultas memberikan arahan tentang bagaimana cara mengangsur biaya perkuliahan. Hal itu benar-benar meringankannya selain bantuan dari berbagai pihak.

Pada 2004 tidak berencana untuk kuliah setelah lulus dari MA karena terkendala biaya. Dan orangtua tidak bisa membiayai kalau Dodi ingin melanjutkan ke jenjang perkuliahan.

Akhirnya ditempuhlah jalan yang terbaik, bekerja sebagai OB di Unpad sambil berkuliah. Orangtuanya hanya berpesan, "Silakan saja bekerja sambil kuliah, asal bisa membagi waktu."

Dasarnya Dodi memang cerdas dan pintar, saat memasuki semester 2 - 4 dia mendapatkan bea siswa. Prestasinya itu benar-benar sangat membantu meringankan beban biaya pendidikan perkuliahannya.

Sebenarnya tidak sedikitpun ada rasa malu pada diri Dodi selaku OB di Unpad. Tapi teman-temannya baru mengetahui bahwasannya Dodi seorang OB saat masuk semester 4.

Diakui, Dodi memang pemuda yang cerdas membagi waktu, bekerja sebagai OB sambil kuliah di tempat yang sama, Unpad.

“Biasanya habis salat subuh, saya langsung kerja. Kalau ada kuliah jam 8, saya berangkat kuliah dahulu. Kuliah jam 10 saya berangkat jam segitu. Pokoknya ngeberesin kerjaan dulu, baru berangkat kuliah.” — Dodi

Dan selama kuliah pun Dodi memang menetap di kampus, tepatnya di Grha Sanusi Hardjadinata. Saat ditanya, “Apakah akan melanjutkan ke jenjang S1?” Dodi menjawab, “Lihat dulu aja... Kalau biayanya besar pikir-pikir dulu.”

Itulah kisah yang sangat inspiratif dari putra pasangan Uha (60) dan Mien (50) yang merupakan warga asli Jatinangor. Kalau kita sering mendengar -selama ini- ada kisah OB yang bergelar sarjana, kesannya klise tapi ternyata kisahnya memang ada, “Office Boy yang Lulus Sarjana di Unpad” [sumber]