Mengulas informasi seputar bisnis dan gaya hidup.

Pemandangan Baru Dunia Komedi Indonesia di 2012

Ada yang menarik untuk diperhatikan di tahun baru 2012. Khususnya melihat fenomena dunia komedi tanah air. Saat pergantian tahun 2011 ke 2012 beberapa waktu yang lalu, Metro TV menyajikan tayangan yang lain dari yang lain, yaitu STAND UP COMEDY.

Abdel dan rekannya, Temon
Stand up comedy atau melucu dengan bercerita, dan orangnya disebut comic -- di Indonesia memang jarang dilakukan banyak pelawak. Tidak ada atau jarang ada pelawak Indonesia bermain solo saat melawak. Jarang ada yang melakukannya secara monolog. Karena memang kultur melucu komedian tanah air pada umumnya melakukan aksinya lebih dari seorang kemudian berbagi peran, menuntaskan satu cerita -- itupun dengan cara slapstick.

Memang, ada juga yang tidak bego-begoan atau tidak bemain adu fisik, seperti saat era-nya Bagito; Miing, Unang dan Didin yang seseringnya menggunakan kalimat-kalimat idiom sederhana yang sentilannya mudah dimengerti mengarahnya kepada siapa. Adalagi, masa-masa kejayaannya Patrio; Parto, Akri dan Eko. Belum lagi saat ramai-ramainya komedi a la Cagur, Deni, Wendy dan Narji.

Paling tidak, beberapa tahun terakhir, Sule cs. melakukan kombinasi lawak lewat nyanyian yang dicampur dengan adegan 'slapstick', yaitu berbuat kebodohan, kejanggalan, serta pukul-pukulan.

Mengundang gelak tawa dengan bercerita sebenarnya pernah dilakukan oleh almarhum Taufik Savalas. Tentunya kita masih ingat bagaimana Taufik bercerita monolog yang tujuannya memang melucu lewat cerita-cerita yang dikemasnya dan penonton siap-siap untuk menertawainya, tentunya bukan menertawakan fisik Taufik melainkan isi ceritanya. Itulah yang disebut dengan joke-telling yang pernah diusung Taufik Savalas.

Bila pembaca mencoba telusuri di You Tube dengan kata kunci "stand up comedy", tentunya akan dengan mudah menemukan nama-nama Comic (comedian open mic) alias pelaku stand up comedy di Indonesia, atau di Jakarta. Saya berhasil menemukan banyak sekali nama-nama comic lokal, sebut saja, Soleh Solihun, Cak Lontong, Iwel, dan Pandji. Dan masih banyak lagi yang lain.


Lantas, apa bedanya joke-telling dengan stand up comedy? Sama saja! Saya masih ingat saat acara Stand up Comedy Special di Metro TV. Bagaimana seorang Abdel yang kita kenal sebagai seorang presenter islam, menemani Mama Dedeh.

Namun malam itu penampilan Abdel sangat berbeda ... Tatkala Abdel berdiri (stand up) bercerita lucu (comedy) di hadapan sejumlah penonton di studio ataupun yang lewat layar kaca di seluruh Indonesia. Berhasilkah apa yang disampaikannya? Ya, Abdel berhasil mengocok perut penonton dengan apa yang diceritakannya. Seperti ketika menyatakan, "Saya Googling lewat Yahoo..." Sontak saja, seluruh TL (timeline) di Twitter penuh dengan pengulangan kalimat yang di-retweet oleh follower-nya Abdel.

Saya menemukan artikel yang lumayan lengkap berkaitan dengan stand up comedy di Indonesia. Di artikel ini di jelaskan bahwa, secara selintas, pada 1997 telah terdapat upaya membudayakankan stand up comedy di Indonesia. Hal tersebut dilakukan oleh Ramon P. Tommybens yang didukung oleh Harry de Fretes lewat Comedy Cafe di Tanah Kusir, Jakarta.

Buah dari konsistensi Ramon yang tak pernah kenal menyerah, mulai menampakkan hasilnya sejak awal-awal tahun 2011. Publik mulai terbuka matanya, ditambah lagi sebagian masyarakat seperti yang tidak mendapatkan sajian humor yang sesuai dengan selera atau takcocok dengan tuntutan intelektualitas mereka, hampir semua stasiun TV menyajikan humor yang itu-itu saja alias slapstick.

Stand Up Comedy Era 80-an di Indonesia
Menurut catatan yang sempat blogdangkal temukan di Kompasiana, ternyata, bentuk pertunjukan lawak tunggal sejenis stand up comedy juga pernah ada di TVRI (antara tahun 1970 - 1980-an) dan cukup boom serta digemari masyarakat.

Tercatat misalnya nama pelawak Arbain, dengan logat Tegal-nya yang kental ia sanggup membuat penonton tergelak-gelak karena joke-joke yang dilempar sangat mengena dan tepat sasaran; apalagi ia juga mempunyai keterampilan sulap yang memadai sehingga acaranya di TVRI bertahan cukup lama.

Sementara itu, meskipun tidak rutin, seniman serba bisa Kris Biantoro, pernah membawakan “stand up comedy” di TVRI dengan sangat genuin dan prima, bahkan belum tertandingi bila dibanding produk pertunjukan sejenis hingga saat ini.

Secara parodis ia pernah tampil sendiri membawakan figur-figur terkenal waktu itu lengkap dengan gaya busana, tata rias wajah dan aksen bicara, beberapa di antaranya wanita; bergantian secara cepat. Bukan hanya gagasan fisik yang dia garap, tetapi juga kedalaman materi yang dapat menimbulkan efek tawa; semua terjaga, elegan dan berkualitas.

Kesimpulannya, pelawak atau komedian adalah orang yang menghibur penonton, terutama dalam membuat mereka tertawa, dengan cara melawak. Hal ini dapat dilakukan melalui lawakan atau situasi yang janggal, atau bertindak seperti orang bodoh.

Di Indonesia bentuk lawak yang paling terkenal adalah grup lawak, yang merupakan gabungan beberapa pelawak dan mementaskan suatu cerita. Masing-masing memerankan satu karakter dan kelucuan yang terjadi berasal dari interaksi antar karakter-karakter ini. Beberapa contoh grup lawak seperti ini adalah Srimulat, Warkop DKI, dan Patrio.

Di Amerika Serikat yang lebih terkenal adalah komedi monologi (stand up comedy), seorang pelawak berdiri di depan penonton dan mengucapkan monolog mengenai sesuatu. Jenis lawakan seperti ini lebih bergantung pada cara penyampaian dan isi cerita. Contoh-contoh pelawak stand up adalah Eddie Murphy, Robin Williams, Jim Carrey, Jerry Seinfeld, Jeff Foxworthy, dan Eddie Izzard.

Selain itu juga terdapat beberapa kelompok lawak dari Inggris dan Amerika seperti Monty Python dan Marx Brothers.

Bagaimana Sule cs., akankah mereka bertahan dengan slapstick-nya atau kita belum tahu bahwa Sule cs pun memiliki kemampuan ber-stand up comedy? Kita lihat saja di hari-hari mendatang!

Baiklah ... Mengambil istilahnya Cak Lontong; Salam lemper ... []